Filosofi
hidup suku Bawean
Suku bawean berasal dari jawa timur.
BA-WE-ANyang berasal dari bahasa sangsekerta "BA"artinya
sinar"WE"artinya matahari "AN"artinya ada, yang bermaksud
ADA SINAR MATAHARI.Kini mereka hidup di pulau yang baru mereka kenal dengan
penuh kebahagiaan karna baru saja terselamat dari maut dengan nama itulah
mereka menyebut pulau itu BAWEAN. Suku Bawean diakui masuk kedalam sub suku
jawa menurut sensus bps 2010. Masyarakat melayu malaka dan malaysia lebih
mengenal suku bawean dengan sebutan "Boyan" karena dalam pandangan
mereka boyan berarti sopir dan tukang kebun, Sulit untuk menentukan waktu yang
tepat kedatangan orang-orang Bawean ke Malaka karena tidak ada bukti dan
dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka.Tidak ada catatan resmi mengenai
kedatangan mereka di Malaka.
Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819.Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang Bawean datang pada tahun 1824, kira-kira semasa penjajahan Inggris di Malaka, dalam catatan Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849 terdapat 763 orang Bawean dan itu terus bertambah jumlahnya. Sedangkan dalam catatan Persatuan Bawean Malaysia pada tahun 1891 terdapat 3.161 orang Bawean yang tersebar di Kuala Lumpur, Johor Bharu, Melaka, Seremban dan Ipoh. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun 1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka. Masyarakat Bawean umumnya tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di Kampung Mata Kuching, Klebang Besar, Limbongan, Tengkera dan kawasan sekitar Rumah Sakit Umum Malaka. Jarang ditemui orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean yang terdapat di Malaka diperkirakan tidak melebihi seribu orang.
Pulau yang luasnya kira2: 200km2 ini berada kurang lebih dua belas mil laut atau 120 km sebelah uatara kota gresik. Sejak tahun 1974 pulau bawean termasuk kabupaten gresik, yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan surabaya.Pulau bawean terdiri atas dua kecamatan,30 desadan sekitar 143 dusun.Bwean dikenal oleh masyarakat antarabangsa karna dua hal yaitu karena mempunyai produksi anyaman tikar yang khas dan karena mempunyai satu jenis rusa yang tiada duanya di dunia yaitu AXIS KUHLI(rusa bawean)selain itu bawean dikenal karna kebiasaan masyarakatnya yang suka merantau.Terutamanya pemudanya sangat gemar merantau baik di dalam negari atau keluar negara "Belum di anggap dewasa jika putra bawean belum pernah mengijakkan kaki ke negara orang".Mengapa mereka suka merantau? yang pertama karena pulau bawean merupakan daerah kecil terpencil jauh dari keramaian kota dan di kelilingi laut.Letak geokrafis ini yang memaksa penghuninya untuk berusaha mencari kehidupan yang lebih layak di negeri orang.Jika ditelusuri asal usulnya , penduduk bawean benar benar berasal dari banyak suku bangsa, ada yang berasal dari sulawesi,bigis, palembang,madura, bajarmasin,jawa dan lain sebagainya.
Mata
pencaharian :
Mata pencaharian orang Bawean yang berada di pulau Bawean adalah sebagai
petani, mereka telah lama mempraktekkan pertanian tanaman padi, jagung, ubi dan
sayur-sayuran. Kelapa juga banyak ditemukan di sekeliling perkampungan mereka.
Selain itu para laki-laki yang tinggal di pulau Bawean ini, banyak yang bekerja
sebagai nelayan. Pulau kediaman suku Bawean ini juga terkenal sebagai penghasil
marmer, dan para perempuan Bawean sangat trampil dengan kerajinan tangan unik
dari daun pandan.
Sistem
Kekerabatan :
Di pulau Bawean, mayoritas penduduknya kebanyakan perempuan, dikarenakan para laki-lakinya sebagian besar bekerja di pulau-pulau lain. Orang Bawean, memiliki jiwa perantau yang sudah menjadi tradisi bagi mereka, bahkan semacam "keharusan' bagi para laki-laki Bawean. Menurut mereka kalau belum pernah merantau ke tempat lain berarti belum dewasa.
Orang Bawean memiliki jiwa merantau yang sangat
kuat, sehingga mereka juga tersebar kemana-mana, termasuk ke
Malaysia, Singapore bahkan sampai ke Australia.
Orang Bawean, secara ras, mirip
dengan orang Madura dan Jawa, ditinjau dari segi bahasa yang mirip. Selain itu
dahulu pulau Bawean termasuk wilayah Madura.
Masyarakat Bawean, memiliki ciri dari berbagai
suku-bangsa di sekelilingnya, mereka mendapat pengaruh budaya dari
etnik Madura, Jawa, Bugis, Sumatera dan Kalimantan. Seorang wartawan
Kompas Emmanuel Subangun menuliskan pada tahun 1976, bahwa orang Bawean adalah
"Kristalisasi Keragamaan Etnik Indonesia". Maka dari itu sistem
kekerabatan bagi suku bawean bukanlah hal yg asing , karena sifat mereka
mempunyai jiwa rantau dimana mereka harus terbiasa membaur dengan suku lain.
Dan juga mereka memiliki
sifat yang sulit di atur, keras, dan sok pinter sifat tersebut menunjukan bahwa
orang bawean adalah orang yang hebat dengan tingkat kemandirian yang lebih.
Budaya – Budaya :
· Kercengan
Kercengan
biasanya dipersembahkan sewaktu acara Perkawinan. Masyarakat Madura menyebut
nama kercengan dengan Hadrah.
Penari
berbaris sebaris atau dua baris. Pemain kompang dan penyanyi duduk di barisan
belakang. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu salawat kepada Nabi Muhammad
SAW. Pemain kercengan terdiri dari
laki-laki dan perempuan.
· Cukur Jambul
· Pencak Bawean
Pencak
Bawean sering ditampilkan dalam acara hari besar seperti hari kemerdekan 17
agustus maupun acara perkawinan orang bawean. Pencak Bawean mengutamakan
keindahan langkah dengan memainkan pedang.
·
Dikker
Alunan
puji-pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW disertai dengan permainan
terbang.
·
Mandiling
Sejenis tari-tarian
disertai dengan pantun
Source by :
Mittamarcell
Tidak ada komentar:
Posting Komentar